Menurut
Arnon dan stout (1993) bahwa unsur hara dikatakan esensial (essential) apabila
memenuhi 3 kriteria sebagai berikut:
1) Apabila
kekurangan unsur hara tersebut menyebabkan anaman tidak dapat melangsungkan
daur hidupnya, maka unsur tersebut dikatakan unsur esensial.
2) Apabila
tanaman menunjukkan gejala kahat suatu unsur hara, kemudian dipasok dengan
unsur hara tersebut sehingga menyebabkan gejala kahat dapat diperbaiki, maka
unsur tersebut dikatakan sebagai unsur esensial.
3) Apabila
unsur tersebut terlibat langsung dalam proses metabolism tanaman, sehingga
peran khususnya tidak digantikan oleh unsur lainnya.
Berdasarkan
kriteria tersebut, maka terdapat 19 unsur esensial untuk tanaman tingkat
tinggi, yaitu: C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, Mn, Zn, Cu, Mo, B, Cl, Na, Si,
dan Co. Namun pada kenyataannya unsur Na, Si,dan Co, bukan merupakan unsur
esensial untuk seluruh tanaman tingkat tinggi (karena Na hanya merupakan unsur
esensial pada tanaman tertentu yaitu Chenopodiaceae). Silikat (Si) hanya
esensial pada tanaman padi, sehingga yang termasuk unsur esensial hanya 6 unsur
saja, yaitu selain 3 unsur tersebut.
Jenis
dan jumlah unsurhara yang dibutuhkan oleh setiap tanaman adalah berbeda. Unsur
hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak disebut unsur hara makro, yang termasuk di dalamnya adalah : C, H, O, N, P,
K, Ca, Mg, dan S. Namun karena unsur C, H, dan O, banyak dan mudah diperoleh
tanaman dalam bentuk H2O (air), dan CO2 (karbon
dioksida), serta O2 (oksigen) di alam, maka ketiga unsur tersebut
tidak dimasukkan dalam unsur pupuk, sehingga sering disebut sebagai unsur hara
makro yang berkaitan dengan pemupukan adalah N, P, K, Ca, Mg, dan S.
Unsur-unsur N, P, K, disebut juga
sebagai unsur hara makro primer, karena
dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak, namun ketersediannya di dalam tanah
pada umumnya sedikit, sedangkan unsur-unsur Ca, Mg, dan S, sering juga disebut
sebagai unsur hara makro sekunder,
karena meskipun dibutuhkan dalam jumlah yang banyak, namun tidak sebanyak unsur
hara makro primer dan pada umumnya ketersediaan di dalam tanah mencukupi. Unsur
hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit disebut unsur hara mikro, yang termasuk di dalmnya adalah: Fe, Mn, Zn, Cu,
Mo, B, dan Cl. Diantara unsur hara mikro, dibedakan dalam unsur hara mikro logam (Fe, Mn, Zn, dan Cu), dan unsur hara mikro non logam (Mo, B, dan
Cl) yang masing-masing kelompok tersebut sifat kelarutannya di dalam tanah
maupun bentuk ion yang diserap tanaman berbeda.
Keterkaitan antara jumlah dan jenis
unsur hara dalam proses-proses fisiologis tanaman sulit dilakukan, sehingga
konsep pengelompokan unsur hara berdasarkan jumlah kebutuhan sulit
dipertahankan. Oleh karena itu muncul konsep keesensialan unsur hara tanaman.
Konsep tersebut berpendapat bahwa arti penting suatu unsur hara bagi tanaman
tidak berdasarkan pada jumlah kebutuhannya, tetapi lebih pada perannya dalam
menunjang proses fisiologis tanaman. Konsep ini mengusulkan penggunaan istilah
unsur hara esensial (atau unsur hara fungsional atau metabolisme) dan unsur hara non esensial.
Tanaman kadang-kadang mengandung unsur
Na dan Cl, dalam jumlah yang lebih tinggi dibandingkan unsur hara makro. Hal
ini menunjukkan bahwa meskipun Na bukan merupakan unsur hara esensial dan Cl
merupakan unsur mikro, namun karena unsur-unsur tersebut banyak terdapat dalam
tanaman maka penyerapan oleh akar tanaman juga tinggi.
Kadang-kadang tanaman juga mengandung
silikat (Si) dan aluminium dalam jumlah yang cukup tinggi, padahal unsur
tersebut tidak termasuk dalam unsur hara esensial, sehingga unsur tersebut
absorbs oleh tanaman bukan karena dibutuhkan tanaman (esensial) tetapi
semata-mata karena tersedia di dalam tanah. Hasil analisis jaringan tanaman
menunjukkan bahwa terdapat lebih dari 50 unsur yang diserap oleh tanaman,
meskipun sebagian besar di antaranya tidak di butuhkan oleh tanaman (Anonim,
1991).
Karbon, hydrogen dan oksigen yang
dikandung tanaman diperoleh dari karbon dioksida (CO2), oksigen (O2)
dan air (H2O) dari atmosfer maupun dari larutan tanah. Ketiga unsur
tersebut disintesis di daun menjadi karbohidrat sederhana melalui proses
fotosintesis. Karbohidrat yang dihasilkan merupakan bahan dasar untuk pembuatan
asam-asam amino, protein, dan protoplasma dengan melibatkan unsur hara lainnya.